BAB 4
KEBUDAYAAN DAN TANGGUNG JAWAB
A. Kebudayaan
1) Pengertian
a) Menurut kamus besar bahasa indonesia ada tiga pengertian mengenai kebudayaan
(I) Hasil penciptaan dan kegiatan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat
(II) Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahkluk sosial yang digunakan utnuk memahami lingkungan serta pengalamanya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya
(III) Hasil akal budi dari alam sekitarnya dan dipergunakan bagi kesejahteraan hidupnya. Berdasarkan tiga pengertian diatas berkaitan dengan lingkungan alam maka ada dua lingkungan yaitu lingkungan eukumene (lingkungan yang belum terjamah oleh aktivitas manusia) dan lingkungan eukumene (lingkungan yang telah dijamah manusia).
b) Menurut Tayor kebudayaan adalah jaringan dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian moral, keagamaan, hukum, adat-istiadat, serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
c) Menurut sosiologi kebudayaan itu meliputi semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik yang bersifat material (kebendaan) maupun yang bersifat spiritual (kerohanian)
2) Bentuk kebudayaan. Ada dua bentuk kebudayaan yaitu:
a) Kebudayaan material. Kebudayaan ini adalah hasil cipta rasa dan karsa yang berwujud benda-benda atau barang-barang atau alat-alat pengolahan alam seperti: gedung, pabrik, jalan, alat komunikasi, alat informasi, alat hiburan, mesin-mesin dan lain-lain. Kebudayaan material ini sangat berkembang setelah lahir revolusi industri yang menghasilkan piranti-piranti produksi raksasa.
b) Kebudayaan spiritual (kerohanian). Kebudayaan spiritual adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia yang berwujud kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat, kesusilaan ilmu pengetahuan, keyakinan, keagamaan dan sebagainya. Antara kebudayaan yang bersifat material dengan kebudayaan yang bersifat spiritual keduanya saling berpengaruh. Misalnya orang-orang yang tinggal di daerah iklim dingin membuat pakaian yang tebal. Dengan hasil budaya manusia maka terjadilah pola kehidupan dan pola kehidupan inilah yang menyebabkan hidup bersama (komunitas) dan dengan pola kehidupan ini pula dapat memberi pengaruh terhadap cara berfikir dan corak sosial.
B. Budaya Akademik
Perguruan tinggi sebagai suatu intitusi dalam masyarakat memiliki karakteristiknya sendiri, disamping lapisan-lapisan masyarakat lainya. Warga di suatu perguruan tinggi adalah insan-insan yang memiliki wawasan dan integritas ilmiah, oleh karena itu masyarakat akademik harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan esensi pokok dari aktivitas perguruan tinggi. Dalam budaya akademik perlu diperhatikan dua hal yaitu tridarma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dan yang kedua adalah budaya ilmiah.
1) Tridarma perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai intitusi dalam masyarakat bukanlah sebuah menara gading atau bukan sangkar emas yang jauh dari kepentingan masyarakat melainkan senantiasa mengembangkan dan mengabdi kepada masyarakat maka menurut peraturan pemerintah no 60 tahun 1999 bahwa perguruan tinggi itu memiliki tiga tugas yang disebut tridarma perguruan tinggi.
a. Pendidikan tinggi.
Sebagai darma yang pertama yaitu melaksanakan pendidikan tinggi untuk menyiapkan, membentuk, dan menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, karena iu tugas pendidikan tinggi adalah
(I) Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya hasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
(II) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya budaya nasional.
Sebagai bangsa yang memiliki pandangan hidup pancasila, intelektual produk perguruan tinggi berupaya untuk mewujudkan sumberdaya intelektual yang bermoral ketuhanan dan kemanusiaan. Oleh karena itu pengembangan ilmu di perguruan tinggi bukanlah bebas nilai melainkan senantiasa terikat pada nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan.
Intinya bahwa pendidikan tinggi haruslah menghasilkan ilmuan intelektual serta pakar yang bermoral ketuhanan dan mengabdi pada kemanusiaan
b. Penelitian
Penelitian adalah inovasi yang bersifat vital bagi perguruan tinggi adapun maknanya penelitian ilmiah adalah suatu keiatan telaah yang taat kaidah, bersifat obyektif dalam upaya untuk menemukan kebenaran atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian.
Dalam suatu penelitian seluruh unsur penelitian senantiasa mendasarkan pada suatu paradigma tertentu baik permasalahan, hipotesis,landasan teori maupun metode yang dikembangkan dalam dunia ilmu pengetahuan setiap ilmu pengetahuan memiliki karakteritiknya sendiri itu karena paradigma yang berbeda. Berdasarkan pandangan hidup bangsa indonesia maka seorang peneliti harus bermoral ketuhanan dan kemanusiaan. Seorang peneliti ia adalah manusia bermoral dan mengabdikan diri kepada nilai-nilai kemanusiaan. Penelitian harus bersifat obyektif dan ilmiah. Peneliti harus berpegang pada moral kejujuran yang bersumber pada ketuhanan dan kemanusiaan. Hasil penelitian tidak boleh dilandaskan oleh motivasi uang, kekuasaan, ambisi atau bahkan kepentingan primordial tertentu. Demikian pula asas kemanfaatan hasil penelitian harus ditujukan untuk kesejahteraan umat manusia, dengan demikian maka penelitian ilmiah harus dilihat kemanfaatanya bagi masyarakat luas dan peningkatan harkat martabat kemanusiaan.
c. Pengabdian kepada masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. Realisasi pengabdian kepada masyarakat di sesuaikan dengan ciri khas, sifat serta karakteristik bidang ilmu yang dikembangkan oleh perguruan tinggi tersebut. Aktualisasi pengabdian kepada masyarakat pada hakekatnya merupakan aktualisasi pengabdian ilmu pengetahuan demi kesejahteraan umat manusia. Dalam pengertian inilah maka aktualisasi kegiatan masyarakat ilmiah di perguruan tinggi dijiwai oleh nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Sebagaimana terkandung dalam pancasila.
2) Budaya Ilmiah
Adalah esensi pokok dari aktivitas perguruan tinggi. Oleh karena itu masyarakat akademis harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan ciri ingsang-insang yang memiliki wawasan dan integritas ilmiah. Terdapat sejumlah ciri masyarakat berbudaya ilmiah sebagai wujud budaya akademik, yaitu:
a) Kritis
b) Kreatif
c) Obyektif
d) Analitis
e) Konstruktif
f) Dinamis
g) Dialogis
h) Menerima kritik
i) Menghargai prestasi ilmiah
j) Bebas prasangka
k) Menghargai waktu
l) Memiliki dan menjunjung tinggi fungsi tradisi ilmiah
m) Berorientasi kemasa depan
n) Kemitraan
C. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kewajiban menanggung setiap peristiwa atau kejadiandari suatu aktivitas manusia mulai prolog nolog dan epilog. Tanggung jawab adalah bagian dari kebudayaan karena itu tanggung jawab bisa berupa material dan juga berupa spiritual
1. Subyek tanggung jawab
Ada dua subyek tanggung jawab yaitu:
a. Tanggung jawab individu. Tanggung jawab ini menjadi kewajiban orang perorang atas apa yang dilakukan. Didalam kehidupan sosial maupun dunia hukum tanggung jawab itu selalu dikaitkan dengan umur yang membedakan tingkat anak-anak, remaja, pemuda atau dewasa dan orang tua. Karena itu beban tanggung jawab berbeda-beda. Misalnya dari kasus yang sama (penganiayaan) yang dilakukan oleh anak berumur lima tahun konskuensi hukumya berbeda dengan penganiayaan oleh orang berusia dua puluh tahun atatu lebih.
b. Tanggung jawab kelompok. Tanggung jawab ini bersifat organisatoris atau kelembagaan. Dalam hal terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negatif yang dilakukan oleh kelompok secara terorganisir. Ada kemungkinan yang berbuat satu orang tapi atas nama organisasi yang didalamnya orang tersebut sebagai anggota maka semua akibat perbuatan yang dilakukan menjadi tanggung jawab lembaga atau organisasi.
2. Obyek tanggung jawab
Berdasarkan obyeknya tanggung jawab itu bersifat:
a. Duniawi
Tanggung jawab duniawi adalah tanggung jawab baik yang bersifat individu maupun kelompok atas segala akibat dari apa yang dilakukan dalam hubunganya dengan masyarakat bangsa dan negara termasuk dunia internsaional. Tanggung jawab duniawi ini berhadapan dengan adat-istiadat, norma, hukum dan perundang-undangan maka secara singkat dapat dikatakan bahwa tanggung jawab duniawi adalah tanggung jawab ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
b. Tanggung jawab akhirat
Tanggung jawab ini bersifat personal atau individu dikatakan tanggung jawab akhirat karena memang pertanggung jawaban itu baru akan diminta setelah orang itu meninggal hidup di alam akhirat yang dipertanggung jawabkan adalah perbuatan selama didunia baik yang bersifat material maupun yang bersifat spiritual
3. Perlunya tanggung jawab
Tanggung jawab itu diperlukan sebagai upaya untuk mencari kebenaran dan keadilan. Tanggung jawab itu ada karena manusia memiliki hak dan kewajiban. Hak adalah kebebasan sedangkan kewajiban adalah keniscayaan dan agar ada keseimbangan serta keserasian antara hak dan kewajiban maka diperlukan tanggung jawab. Tanggung jawab baik secara individu maupun secara kelompok cenderung untuk dihindari karena dipandang sebagai beban itulah sebabnya orang lalu mencari pembelaan dengan berbagai misalnya pembohong tidak mengakui perbuatanya atau mencari alasan apapun termasuk mengkambing hitamkan lebih-lebih tanggung jawab akhirat orang belum mengalami sebelum ia mati jadi yang didengar hanyalah “katanya” dalam hal ini diperlukan kesadaran iman kepercayaan menurut agama atau kepercayaan yang diyakini kebenaranya. Kunci utama tanggung jawab adalah:
a. Hati nurani
b. Kejujuran
c. Ketulusan
d. Keberanian
e. Iman
KEBUDAYAAN DAN TANGGUNG JAWAB
A. Kebudayaan
1) Pengertian
a) Menurut kamus besar bahasa indonesia ada tiga pengertian mengenai kebudayaan
(I) Hasil penciptaan dan kegiatan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat
(II) Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahkluk sosial yang digunakan utnuk memahami lingkungan serta pengalamanya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya
(III) Hasil akal budi dari alam sekitarnya dan dipergunakan bagi kesejahteraan hidupnya. Berdasarkan tiga pengertian diatas berkaitan dengan lingkungan alam maka ada dua lingkungan yaitu lingkungan eukumene (lingkungan yang belum terjamah oleh aktivitas manusia) dan lingkungan eukumene (lingkungan yang telah dijamah manusia).
b) Menurut Tayor kebudayaan adalah jaringan dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian moral, keagamaan, hukum, adat-istiadat, serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
c) Menurut sosiologi kebudayaan itu meliputi semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik yang bersifat material (kebendaan) maupun yang bersifat spiritual (kerohanian)
2) Bentuk kebudayaan. Ada dua bentuk kebudayaan yaitu:
a) Kebudayaan material. Kebudayaan ini adalah hasil cipta rasa dan karsa yang berwujud benda-benda atau barang-barang atau alat-alat pengolahan alam seperti: gedung, pabrik, jalan, alat komunikasi, alat informasi, alat hiburan, mesin-mesin dan lain-lain. Kebudayaan material ini sangat berkembang setelah lahir revolusi industri yang menghasilkan piranti-piranti produksi raksasa.
b) Kebudayaan spiritual (kerohanian). Kebudayaan spiritual adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia yang berwujud kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat, kesusilaan ilmu pengetahuan, keyakinan, keagamaan dan sebagainya. Antara kebudayaan yang bersifat material dengan kebudayaan yang bersifat spiritual keduanya saling berpengaruh. Misalnya orang-orang yang tinggal di daerah iklim dingin membuat pakaian yang tebal. Dengan hasil budaya manusia maka terjadilah pola kehidupan dan pola kehidupan inilah yang menyebabkan hidup bersama (komunitas) dan dengan pola kehidupan ini pula dapat memberi pengaruh terhadap cara berfikir dan corak sosial.
B. Budaya Akademik
Perguruan tinggi sebagai suatu intitusi dalam masyarakat memiliki karakteristiknya sendiri, disamping lapisan-lapisan masyarakat lainya. Warga di suatu perguruan tinggi adalah insan-insan yang memiliki wawasan dan integritas ilmiah, oleh karena itu masyarakat akademik harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan esensi pokok dari aktivitas perguruan tinggi. Dalam budaya akademik perlu diperhatikan dua hal yaitu tridarma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dan yang kedua adalah budaya ilmiah.
1) Tridarma perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai intitusi dalam masyarakat bukanlah sebuah menara gading atau bukan sangkar emas yang jauh dari kepentingan masyarakat melainkan senantiasa mengembangkan dan mengabdi kepada masyarakat maka menurut peraturan pemerintah no 60 tahun 1999 bahwa perguruan tinggi itu memiliki tiga tugas yang disebut tridarma perguruan tinggi.
a. Pendidikan tinggi.
Sebagai darma yang pertama yaitu melaksanakan pendidikan tinggi untuk menyiapkan, membentuk, dan menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, karena iu tugas pendidikan tinggi adalah
(I) Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya hasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
(II) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya budaya nasional.
Sebagai bangsa yang memiliki pandangan hidup pancasila, intelektual produk perguruan tinggi berupaya untuk mewujudkan sumberdaya intelektual yang bermoral ketuhanan dan kemanusiaan. Oleh karena itu pengembangan ilmu di perguruan tinggi bukanlah bebas nilai melainkan senantiasa terikat pada nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan.
Intinya bahwa pendidikan tinggi haruslah menghasilkan ilmuan intelektual serta pakar yang bermoral ketuhanan dan mengabdi pada kemanusiaan
b. Penelitian
Penelitian adalah inovasi yang bersifat vital bagi perguruan tinggi adapun maknanya penelitian ilmiah adalah suatu keiatan telaah yang taat kaidah, bersifat obyektif dalam upaya untuk menemukan kebenaran atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian.
Dalam suatu penelitian seluruh unsur penelitian senantiasa mendasarkan pada suatu paradigma tertentu baik permasalahan, hipotesis,landasan teori maupun metode yang dikembangkan dalam dunia ilmu pengetahuan setiap ilmu pengetahuan memiliki karakteritiknya sendiri itu karena paradigma yang berbeda. Berdasarkan pandangan hidup bangsa indonesia maka seorang peneliti harus bermoral ketuhanan dan kemanusiaan. Seorang peneliti ia adalah manusia bermoral dan mengabdikan diri kepada nilai-nilai kemanusiaan. Penelitian harus bersifat obyektif dan ilmiah. Peneliti harus berpegang pada moral kejujuran yang bersumber pada ketuhanan dan kemanusiaan. Hasil penelitian tidak boleh dilandaskan oleh motivasi uang, kekuasaan, ambisi atau bahkan kepentingan primordial tertentu. Demikian pula asas kemanfaatan hasil penelitian harus ditujukan untuk kesejahteraan umat manusia, dengan demikian maka penelitian ilmiah harus dilihat kemanfaatanya bagi masyarakat luas dan peningkatan harkat martabat kemanusiaan.
c. Pengabdian kepada masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. Realisasi pengabdian kepada masyarakat di sesuaikan dengan ciri khas, sifat serta karakteristik bidang ilmu yang dikembangkan oleh perguruan tinggi tersebut. Aktualisasi pengabdian kepada masyarakat pada hakekatnya merupakan aktualisasi pengabdian ilmu pengetahuan demi kesejahteraan umat manusia. Dalam pengertian inilah maka aktualisasi kegiatan masyarakat ilmiah di perguruan tinggi dijiwai oleh nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Sebagaimana terkandung dalam pancasila.
2) Budaya Ilmiah
Adalah esensi pokok dari aktivitas perguruan tinggi. Oleh karena itu masyarakat akademis harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan ciri ingsang-insang yang memiliki wawasan dan integritas ilmiah. Terdapat sejumlah ciri masyarakat berbudaya ilmiah sebagai wujud budaya akademik, yaitu:
a) Kritis
b) Kreatif
c) Obyektif
d) Analitis
e) Konstruktif
f) Dinamis
g) Dialogis
h) Menerima kritik
i) Menghargai prestasi ilmiah
j) Bebas prasangka
k) Menghargai waktu
l) Memiliki dan menjunjung tinggi fungsi tradisi ilmiah
m) Berorientasi kemasa depan
n) Kemitraan
C. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kewajiban menanggung setiap peristiwa atau kejadiandari suatu aktivitas manusia mulai prolog nolog dan epilog. Tanggung jawab adalah bagian dari kebudayaan karena itu tanggung jawab bisa berupa material dan juga berupa spiritual
1. Subyek tanggung jawab
Ada dua subyek tanggung jawab yaitu:
a. Tanggung jawab individu. Tanggung jawab ini menjadi kewajiban orang perorang atas apa yang dilakukan. Didalam kehidupan sosial maupun dunia hukum tanggung jawab itu selalu dikaitkan dengan umur yang membedakan tingkat anak-anak, remaja, pemuda atau dewasa dan orang tua. Karena itu beban tanggung jawab berbeda-beda. Misalnya dari kasus yang sama (penganiayaan) yang dilakukan oleh anak berumur lima tahun konskuensi hukumya berbeda dengan penganiayaan oleh orang berusia dua puluh tahun atatu lebih.
b. Tanggung jawab kelompok. Tanggung jawab ini bersifat organisatoris atau kelembagaan. Dalam hal terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negatif yang dilakukan oleh kelompok secara terorganisir. Ada kemungkinan yang berbuat satu orang tapi atas nama organisasi yang didalamnya orang tersebut sebagai anggota maka semua akibat perbuatan yang dilakukan menjadi tanggung jawab lembaga atau organisasi.
2. Obyek tanggung jawab
Berdasarkan obyeknya tanggung jawab itu bersifat:
a. Duniawi
Tanggung jawab duniawi adalah tanggung jawab baik yang bersifat individu maupun kelompok atas segala akibat dari apa yang dilakukan dalam hubunganya dengan masyarakat bangsa dan negara termasuk dunia internsaional. Tanggung jawab duniawi ini berhadapan dengan adat-istiadat, norma, hukum dan perundang-undangan maka secara singkat dapat dikatakan bahwa tanggung jawab duniawi adalah tanggung jawab ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
b. Tanggung jawab akhirat
Tanggung jawab ini bersifat personal atau individu dikatakan tanggung jawab akhirat karena memang pertanggung jawaban itu baru akan diminta setelah orang itu meninggal hidup di alam akhirat yang dipertanggung jawabkan adalah perbuatan selama didunia baik yang bersifat material maupun yang bersifat spiritual
3. Perlunya tanggung jawab
Tanggung jawab itu diperlukan sebagai upaya untuk mencari kebenaran dan keadilan. Tanggung jawab itu ada karena manusia memiliki hak dan kewajiban. Hak adalah kebebasan sedangkan kewajiban adalah keniscayaan dan agar ada keseimbangan serta keserasian antara hak dan kewajiban maka diperlukan tanggung jawab. Tanggung jawab baik secara individu maupun secara kelompok cenderung untuk dihindari karena dipandang sebagai beban itulah sebabnya orang lalu mencari pembelaan dengan berbagai misalnya pembohong tidak mengakui perbuatanya atau mencari alasan apapun termasuk mengkambing hitamkan lebih-lebih tanggung jawab akhirat orang belum mengalami sebelum ia mati jadi yang didengar hanyalah “katanya” dalam hal ini diperlukan kesadaran iman kepercayaan menurut agama atau kepercayaan yang diyakini kebenaranya. Kunci utama tanggung jawab adalah:
a. Hati nurani
b. Kejujuran
c. Ketulusan
d. Keberanian
e. Iman
Comments
Post a Comment