KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
Kalimat adalah satuan
bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan
makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan (http://id.wikibooks.org).
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan
berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Unsur – Unsur Kalimat:
1.
Subjek
Subjek merupakan bagian kalimat yang menunjukkan pelaku/masalah.
Biasanya berupa kata benda/frasa (konkret/abstrak) yang merujuk kepada benda.
Selain itu, subjek akan dapat menjawab suatu pertanyaan dengan menggunakan kata
tanya : apa dan siapa.
Contoh:
Beckham sedang bermain bola.
S
Siapa yang sedang bermain bola? Beckham.
2.
Predikat
Predikat merupakan bagian kalimat yang akan memberitahukan
tindakan/keadaan dari subjek yang biasanya berupa kata/frasa. Predikat dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan dengan kata tanya mengapa dan bagaimana.
Contoh:
Beckham sedang bermain bola.
S
P
Bagaimana Beckham? Sedang bermain.
3.
Objek
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat yang biasanya
berjenis nomina, frasa, dan klausa. Objek dapat diubah menjadi subjek jika
kalimat tersebut dipasifkan (dirubah dari aktif menjadi pasif).
Contoh:
Bola sedang dimainkan oleh Beckham.
S P
(pasif)
O
4.
Pelengkap
Pelengkap juga bagian kalimat yang melengkapi predikat. Biasanya
berjenis kata/frasa nominz, frasa adjektiva dan frasa preposisional.
Contoh:
Dia mengambilkan ayahnya air
minum.
S
P
O
Pel
5.
Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang akan menerangkan berbagai hal
tentang konjungsi (kata hubung).
Contoh:
Ayah mengikuti seminar di
Inggris.
S
P
O K
Macam-macam konjungsi:
1.
Alat :
dengan+gunting
2.
Waktu : di, ke, dari
3.
Tujuan : supaya, bagi, untuk, demi, …
4.
Cara
: dengan hati-hati, dengan…
5.
Penyertaan : dengan ibu
6.
Penyebab : karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu
7.
Saling : satu sama
lain…, saling…
Jenis – Jenis Kalimat
Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat yang dapat digolongkan ke dalam
beberapa kelompok.
A. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan
orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan
bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai
dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat
perintah.
Contoh:
- Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang
tempat!”
- “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan
atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi
dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
- Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang
terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat
dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam
kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola
pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat rajin
. S P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
.
S P
Kalimat
tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
2.
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan
atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk
Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan
tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa bagian, yaitu:
a.
KMS Penggabungan
Yaitu dua atau lebih
kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
- Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
b.
KMS Pertentangan
Yaitu dua kalimat tunggal
yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun,
melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
- Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk
negara yang sudah maju.
- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
c.
KMS Pemilihan
KMS pemilihan adalah dua
atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
- Makalah ini harus dikumpulkan besok atau minggu
depan.
- Aku atau dia yang akan kamu pilih.
d.
KMS Penguatan
Adalah dua atau lebih
kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
- Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga
sangat baik hati.
- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa,
bahkan dia disiksa dengan sadis.
2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kalimat bebas dan satu
suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan
yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti
gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah
kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh
kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab,
oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga, maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
6. Pengandaian: andaikata, seandainya
7. Tujuan: agar, supaya, untuk, biar
8. Perbandingan: seperti, laksana,
ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan+ katabenda: dengan
tongkat
11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk
kalimat)
2. Ketika matahari berada di ufuk
timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
·
Ketika
matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat
cara 1)
·
Ayah
mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat
cara 2)
2.3 Kalimat Majemuk
Campuran
Kalimat
majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat
tunggal 1)
2. Rina membaca buku di kamar kemarin.
(kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak
kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
·
Toni
bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke
rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
2.4 Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena
subjek, predikat atau objeknya sama maka bagian yang sama hanya disebutkan
sekali.
Contoh:
1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat
tunggal 1)
2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat
tunggal 2)
3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat
tunggal 3)
·
Pekerjaannya
hanya makan, tidur, dan merokok
C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri
dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat
perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
a.
Kalimat perintah biasa, ditandai
dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
b.
Kalimat larangan, ditandai dengan
penggunaan kata jangan.
Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !
c.
Kalimat ajakan, ditandai dengan
kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di
rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam
penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya
dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan
tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
a.
Kalimat berita kepastian
Contoh :
Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
b.
Kalimat berita pengingkaran
Contoh :
Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
c.
Kalimat berita kesangsian
Contoh :
Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
3. Kalimat Tanya
Kalimat
tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?)
dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata
tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
- Kapan Becks kembali ke Inggris?
4. Kalimat Seruan
Kalimat
seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaan ‘yang kuat’ atau yang
mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya.
Contoh:
- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
- Bukan main, eloknya.
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat
lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah
subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
S
P
K
- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana
hitam.
S
P
O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat
tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek
saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak
lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban,
seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
.
E. Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya.
Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan
mempengaruhi makna untuk menimbulkan kesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa
ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakai untuk penekanan atau
ketegasan makna.
Contoh:
- Ambilkan koran di atas kursi itu!
P
S
- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
P
S
K
2. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya
sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2
bulan yang lalu.
S P
O
K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini.
S
P K
.
F. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Aktif
Kalimat
aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan.
Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan
ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak
dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi,
dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
- Mereka akan berangkat besok pagi.
- Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1 Kalimat Aktif Transitif
Kalimat
aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1).
Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah
menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Eni mencuci piring.
S
P O1
1.2 Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat
aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek
penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang
berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi
kalimat pasif.
Contoh:
- Mereka
berangkat minggu depan.
S
P
K
- Amel
menangis tersedu-sedu di kamar.
S
P
K
1.3 Kalimat Semi Transitif
Kalimat
ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan
objek.
Contoh:
- Dian
kehilangan pensil.
S
P Pel.
- Soni
selalu mengenderai sepeda motor ke kampus.
S
P
Pel
K
2. Kalimat Pasif
Kalimat
pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti
oleh kata depan oleh.
Contoh:
- Piring dicuci Eni.
S
P O
Comments
Post a Comment