Basmalah
(Muhammad Nasiruddin)
“setiap perkara yang berguna akan terputus (amal ibadahnya) jika tidak dimulai dengan ‘Basmalah’.” (Nabi Muhammad Saw)
Basmalah “Bismillahi ar-ramani ar-rahim” merupakan doa tuntunan umum untuk mengawali segenap perbuatan yang berguna. Dengan mengucapkan Basmalah berarti seseorang mengingat ALLAH SWT untuk kemudian menjadikanya sebagai landasan dan arah tujuan perbuatan tersebut.
Memulai suatu perbuatan dengan bacaan Basmalah berarti meyakini bahwa perbuatan itu benar,baik,indah serta tidak bertentangan dengan kehendak-NYA. Artinya jika,jika ada niat buruk atau cara salah pada perbuatan yang disertai Basmalah itu, maka terjadilah ‘pencatutan’ nama Allah yang berarti juga ‘pelecehan’ Basmalah. Sebab, dengan Basmalah, atas nama Allah, bukan atas nama yang lain, seseorang harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatanya itu di hadapah Allah Ta’ala.
Paling sering Basmalah diberi makna: Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Akan tetapi, idiom bismi selain bisa dimaknai ‘dengan nama’ juga bisa dimaknai ‘atas nama’ seperti pada Tafsir Al-Manar karya Syaikh Muhammad Abduh. Jadilah makna lengkap Basmalah adalah: Atas nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Tak bisa dielakan muncul efek kejiwaan yang lebih kuat pada idiom ‘atas nama’ ini. Selain itu masih ada dua muatan ‘perwakilan’ pada idiom tersebut yang sejalan dengan muatan makna khalifatullah fi al-ar-dhi, yakni ‘wakil allah dimuka bumi’ (QS 2:30).
Suatu perbuatan berguna yang tanpa Basmalah seperti hadist diatas, artinya tanpa ingat akan Allah dan kesadaran akan ‘mandat’ dari-NYA, tentu saja menjadi terputus karena tiada niatan untuk beribadah.
Tanpa Basmalah akan berarti tanpa pengakuan dan tanpa penegasan kepada siapa perbuatan berguna itu diorientasikan. Tidak saja perbuatan berguna yang sifatnya umum, melainkan juga perbuatan yang merupakan ritus keagamaan seperti haji dan zakat, jika tanpa Basmalah, tidak Lillahi Ta’ala, maka terputuslah amal ibadahnya.
Sebaliknya, segenap perbuatan berguna yang dilandasi Basmalah akan tercatat sebagai amalan ibadah. Tidak saja perbuatan shalat dan puasa, tetapi juga perbuatan silaturahmi, bersedekah, belajar, mencari nafkah, dan bahkan olahraga yang jika diorientasikan kepada Allah serta melewati jalan dan cara yang tidak bertentangan dengan kehendak-NYA niscayalah bernilai ibadah. Sebab, hal ini sesuai format manusia bahwa hidupnya selalu untuk beribadah kepada-NYA. Allah menegaskan: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-KU (QS 51:56).
Bacaan Basmalah dan umumnya doa lain yang mengawali, membersamai, dan mengakhiri segenap perbuatan berguna manusia sungguh merupakan penegas akan pengabdian manusia kepada Allah SWT. Wallahu a’lam. (07/09/1999)
(Muhammad Nasiruddin)
“setiap perkara yang berguna akan terputus (amal ibadahnya) jika tidak dimulai dengan ‘Basmalah’.” (Nabi Muhammad Saw)
Basmalah “Bismillahi ar-ramani ar-rahim” merupakan doa tuntunan umum untuk mengawali segenap perbuatan yang berguna. Dengan mengucapkan Basmalah berarti seseorang mengingat ALLAH SWT untuk kemudian menjadikanya sebagai landasan dan arah tujuan perbuatan tersebut.
Memulai suatu perbuatan dengan bacaan Basmalah berarti meyakini bahwa perbuatan itu benar,baik,indah serta tidak bertentangan dengan kehendak-NYA. Artinya jika,jika ada niat buruk atau cara salah pada perbuatan yang disertai Basmalah itu, maka terjadilah ‘pencatutan’ nama Allah yang berarti juga ‘pelecehan’ Basmalah. Sebab, dengan Basmalah, atas nama Allah, bukan atas nama yang lain, seseorang harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatanya itu di hadapah Allah Ta’ala.
Paling sering Basmalah diberi makna: Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Akan tetapi, idiom bismi selain bisa dimaknai ‘dengan nama’ juga bisa dimaknai ‘atas nama’ seperti pada Tafsir Al-Manar karya Syaikh Muhammad Abduh. Jadilah makna lengkap Basmalah adalah: Atas nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Tak bisa dielakan muncul efek kejiwaan yang lebih kuat pada idiom ‘atas nama’ ini. Selain itu masih ada dua muatan ‘perwakilan’ pada idiom tersebut yang sejalan dengan muatan makna khalifatullah fi al-ar-dhi, yakni ‘wakil allah dimuka bumi’ (QS 2:30).
Suatu perbuatan berguna yang tanpa Basmalah seperti hadist diatas, artinya tanpa ingat akan Allah dan kesadaran akan ‘mandat’ dari-NYA, tentu saja menjadi terputus karena tiada niatan untuk beribadah.
Tanpa Basmalah akan berarti tanpa pengakuan dan tanpa penegasan kepada siapa perbuatan berguna itu diorientasikan. Tidak saja perbuatan berguna yang sifatnya umum, melainkan juga perbuatan yang merupakan ritus keagamaan seperti haji dan zakat, jika tanpa Basmalah, tidak Lillahi Ta’ala, maka terputuslah amal ibadahnya.
Sebaliknya, segenap perbuatan berguna yang dilandasi Basmalah akan tercatat sebagai amalan ibadah. Tidak saja perbuatan shalat dan puasa, tetapi juga perbuatan silaturahmi, bersedekah, belajar, mencari nafkah, dan bahkan olahraga yang jika diorientasikan kepada Allah serta melewati jalan dan cara yang tidak bertentangan dengan kehendak-NYA niscayalah bernilai ibadah. Sebab, hal ini sesuai format manusia bahwa hidupnya selalu untuk beribadah kepada-NYA. Allah menegaskan: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-KU (QS 51:56).
Bacaan Basmalah dan umumnya doa lain yang mengawali, membersamai, dan mengakhiri segenap perbuatan berguna manusia sungguh merupakan penegas akan pengabdian manusia kepada Allah SWT. Wallahu a’lam. (07/09/1999)
Comments
Post a Comment